Senin, 04 Juni 2012

Profil Wirausahawati : Mulyana - GT. Ghaniya Tailor and Textile


Mulyana, lahir di Aceh pada tanggal 2 Juli 1978 dan sekarang bertempat tinggal di daerah Gowa, jalan Palangga, merupakan pengusaha jahitan dengan nama usaha “GT GHANIYA Tailor and Textile”. Ibu dari tiga orang anak ini merupakan lulusan dari Univeritas IPB Fakultas Kedokteran Hewan (D3) pada tahun 1998 dan juga pernah menjadi pengajar di salah satu SMP dan SMA di Bogor. Namun karena suami dari Ibu Mulyana diterima bekerja pada perusahaan Textile kain di Makassar sehingga Ibu Mulyana harus meninggalkan profesinya sebagai guru dan pindah ke Makassar.
Berkat keahlian menjahit yang diturunkan dari orang tuanya dan pekerjaan sang suami yang bekerja pada sebuah perusahaan textile kain sehingga ibu Mulyana memulai usaha menjahitnya yaitu sekitar 6 tahun yang lalu pada tahun 2006. Usahanya saat itu dimulai dari “nol” di rumahnya yang terdahulu dan hanya merupakan tukang jahit biasa yang mendapat orderan dari teman dan tetangga. Usahanya mulai mengalami peningkatan sekitar tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 2009 dan telah memiliki ijin usaha/situsium (nama kepemilikan usaha).

Setelah memiliki ijin usaha, ibu Mulyana mulai mendapatkan thender dari dinas pendidikan, pertanian, dan kehutanan. Bahan baku (kain) diperoleh dari toko kain, bantuan dari agen dan dari perusahaan tempat sang suami bekerja, tergantung dari jenis bahan yang akan digunakan. Adapun modal awal dari usahanya ini mencapai  100 juta rupiah.
Saat ini ibu Mulyana telah memiliki 8 orang karyawan yang bekerja pada bagian menjahit, pasang kancing, dan melakukan setrikaan. Sehingga ibu Mulyana hanya sebagai pengontrol dan bagian “finishing” di tempat pemasarannya. Tempat produksi dan tempat pemasaran merupakan tempat yang berbeda. Tempat produksinya yaitu di rumah terdahulu ibu Mulyana dan tempat pemasarannya yaitu di jalan Malengkeri No 48 Makassar.
Dalam usahanya ini, pengaruh harga dari setiap jahitan bergantung dari model yang diinginkan, jumlah orderan, dan kesulitan dalam penjahitan. Hambatan yang sering dialami yaitu sebagian besar terdapat pada modal yang dibutuhkan, terutama untuk bagian thender yang telah disepakati. Hal ini dikarenakan untuk bagian thender, pembayaran akan dibayar setelah hasil jahitan selesai. Sehingga ibu Mulyana membutuhkan modal yang besar. Modal yang dibutuhkan untuk thender dapat mencapai hingga 100 juta rupiah. Hambatan lain yang dialami berupa komplen dari konsumen khususnya konsumen perempuan yang hasil jahitan tidak sesuai dengan yang diharapkan, namun komplen yang diterima hingga saat ini bukanlah merupakan masalah yang besar, seperti ukurannya yang terlalu kecil dsb. Adapun keuntungan yang diperoleh tiap bulan tidak menentu namun rata-rata yang diperoleh mencapai 12 juta rupiah tiap bulan (selain dari thender yang diterima). Adapun rencana kedepan, ibu Mulyana dan suaminya akan membuat suatu pelatihan usaha. 

1 komentar: