Senin, 04 Juni 2012

Laporan Hasil Penjualan : Katiri Mandi dan Sate Ubi Pelangi



I.   LATAR BELAKANG USAHA
Pertanyaan yang muncul ketika pertama kali ingin memulai usaha yaitu Bisnis apa yang cocok untuk kami?.” Dengan melihat peluang bisnis jajanan yang menjanjikan, maka kami mulai memikirkan ke arah bisnis tersebut.  Muncul pertanyaan kembali, “makanan atau jajanan apa yang cocok?”.
Murah-meriah, enak dan mengenyangkan, itu yang kami pikirkan. Dan tentunya lain dari yang lain (bisnis jajanan rekan-rekan mahasiswa wirausaha).
Sebagai alternatif  jalan tengah, kuliner dapat dijadikan percobaan dalam berbisnis, lebih tepatnya kuliner jajanan pasar atau kue tradisional. Dengan kue-kue modern yang sudah dijual dimana-mana, kue tradisional hadir di tengah-tengah kita sebagai pengobat rasa rindu dengan rasa khas daerah yang telah lama tak tercicipi.
Dan dengan modal yang relatif kecil, namun bisnis jajanan ini “Insya Allah” dapat memberikan keuntungan hingga 100%. Bahan yang digunakan mudah diperoleh di pasar-pasar tradisonal serta pengolahan yang sederhana memudahkan kami untuk memulai usaha ini. Dari sekian banyak kue tradisional, kami memilih kue khas daerah Sulawesi Selatan yaitu Katiri Mandi dan Sate Ubi Pelangi (inovasi dari kue Songkolo Bandang).
Inovasi yang ditawarkan untuk dua produk ini yaitu inovasi tampilan (variasi warna, bentuk) yang unik, kemasan konsumsi yang praktis, variasi rasa, harga terjangkau dan bebas bahan-bahan pengawet.


II.   USAHA
a.   Konsep usaha
          Usaha Jajanan Tradisonal ini terdiri dari dua jenis produk jajanan yaitu Katiri mandi dan Sate Ubi Pelangi. Katiri mandi merupakan jajanan khas daerah Sulawesi Selatan. Kue ini berbahan dasar tepung beras ketan dengan gula merah. Variasi baru yang ditawarkan untuk kue ini yaitu pada tampilannya. Dimana pengolahannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dikonsumsi dengan praktis (dalam gelas dengan porsi pas) tapi tanpa menghilangkan rasa khas dari kue ini. Sedangkan untuk kue Sate Ubi Pelangi merupakan inovasi dari kue tradisional Kue Janda atau yang sering disebut oleh masyarakat kota Makassar dengan sebutan Songkolo Bandang yang terbuat dari pisang dan ubi kayu serta parutan kelapa. Kue janda yang biasanya dibuat dengan potongan pisang yang dibalut dengan parutan ubi kayu yang dikukus kemudian ditaburi dengan parutan kelapa dan gula pasir dengan tampilan dalam dua warna, hijau dan merah. Hasil inovasi untuk kue yaitu pada tampilan dan rasanya. Penyajiaannya yaitu dengan ditusuk-tusuk menyerupai sate tanpa memakai pisang dan dengan tiga warna yang mewakili tiga rasa membuat tampilan kue lebih unik dan modern. Dari penampilan barunya ini maka kue ini diberi nama Sate Ubi Pelangi.
          Produk jajanan ini pertama kali dipromosikan di sekitar kompleks BTN Tabaria dan Manuruki, tepatnya dikos-kosan mahasiswa-mahasiswa. Selanjutnya dijual di wilayah kampus UNM Parang Tambung dan satu kali tiap minggunya di SD Inpres Malengkeri Bertingkat. Jajanan ini sengaja ditawarkan kepada anak-anak SD tapi khusus untuk Sate Ubi Pelangi karena harganya yang lebih terjangkau dan tampilan warna-warni ceria yang menarik khas anak-anak.
          Dua jajanan ini merupakan jajanan sehat yang terdiri dari bahan dasar tepung dan ubi yang mengandung karbohidrat serta bebas penggunaan bahan-bahan pengawet. Dan pewarna yang digunakan pada sate ubi pelangi merupakan pewarna makanan yang aman untuk dikonsumsi dengan memperhatikan dosis penggunaannya. Berbeda dengan jajanan sekarang, produk tradisional yang sudah mulai digeser dengan jajanan modern ini sangat praktis dikonsumsi dengan harga terjangkau, enak, sehat  dan mengenyangkan.        
b.  Produk yang ditawarkan
1.   Katiri Mandi
2.  Sate Ubi Pelangi
c.   Harga
1.   Katiri Mandi : Rp. 2000,-/gelas
2.  Sate Ubi Pelangi : Rp. 1000,-/tusuk



III.   PEMASARAN
·         Beberapa tempat pemasaran sebagai berikut:
a.    Kampus FMIPA Parang Tambung dan sekitarnya
b.    SD Inpres Malengkeri Bertingkat
c.    Pemasaran juga dilakukan pada lokasi Produksi produk ketiri mandi dan sate ubi pelangi tersebut (BTN Tabaria)
·         Komentar dan Saran Konsumen terhadap Produk Pemasaran
a.    Kemasan diberikan label.
b.    Memilih sendok dan isi untuk katiri mandi yang lebih besar , agar dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen.
c.    Menambah jenis warna untuk sate ubi pelangi agar benar-benar seperti warna pelangi (merah, kuning, hijau dan biru)
d.    Memberi inovasi baru untuk produk sate ubi pelangi dengan menambahkan caramel atau coklat
e.    Meningkatkan kegiatan promosi produk ke warung-warung, agar dapat memberikan kelarisan bagi produsen.
f.    Mengusahakan agar produk katiri mandi dijual dalam keadaan dingin agar lebih enak dan tahan lama.
·         Positioning
Untuk menarik perhatian calon pelanggannya, kami merancang beberapa strategi positioning yang atraktif. Beberapa statement positioning yang biasa digunakan, misalnya :
“Jajanan sehat… Katiri Mandi, Sate Ubi Pelangi.. Enak dan mengeyangkan.. cocok di kantong mahasiswa…”
”Sate Ubi Pelangi… Rasanya bikin hari jadi makin berwarna secerah pelangi..”

IV.   PELANGGAN
Pelanggan dari pemasaran Jajanan Tradisional ini yaitu dari kalangan mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2009, mahasiswa pendidikan bahasa inggris angkatan 2011 dan siswa SD Inpres Malengkeri Bertingkat.
V.   RINCIAN KEUANGAN
Modal Awal
Rincian Modal awal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Nama Bahan
Jumlah
Harga
Wadah Plastik
1 buah
Rp.     8.000,-
Gelas Plastik (kemasan)
1 bungkus (isi 100 buah)
Rp.   13.600,-
Parutan Kelapa
2 buah
Rp.     7.000,-
Sendok  @ Rp.4.200,-
2 bungkus (isi 50 buah)
Rp.     8.400,-
Tusuk Sate @ Rp.3.500,-
2 bungkus (isi 50 buah)
Rp.     7.000,-
Ubi Kayu

Rp.   10.000,-
Gula Merah @ Rp.10.000,-
2 Kg
Rp.   20.000,-
Tepung Beras
1 bungkus
Rp.     7.000,-
Tepung Ketan @Rp.7.000,-
2 bungkus
Rp.   14.000,-
Pewarna Makanan (Pasta) @ 1 botol (Rp.3.000,-) :
-          Pink ( Rasa Es Doger)
-          Hijau ( Rasa Pandan)
-          Kuning (Rasa Nenas)


 3 botol



Rp.    9.000,-

Kelapa @ Rp. 4.000,-
2 buah
Rp.    8.000,-
Penambah Cita Rasa
1 botol
Rp.    2.000,-
Vanili
1 botol
Rp.     2.500,-
Transportasi

Rp.   13.000,-
Total
Rp. 103.500,-

Penjualan
Asumsi penjualan tahap awal adalah rata-rata 210 produk yang terjual dalam 3 kali produksi dalam waktu 1 minggu pertama. (Rincian penjualan selengkapnya dilampirkan).


Laba
Dalam 1 kali produksi menghasilkan sekitar 75 tusuk sate ubi dan 30 gelas katiri mandi dengan modal Rp. 30.000
Laba / keuntungan  : Pemasukan – Pengeluaran
                             : Rp. 135.000,- - Rp. 30.000,-
                             : Rp. 105.000,-
Pada 2 minggu tahap awal Penjualan (3 kali Produksi)  sudah mampu mencapai keuntungan sebesar Rp. 243.000,-. Keuntungan yang diperoleh tidak diterima sesuai dengan target, disebabkan karena tidak semuanya habis terjual setiap kali produksi.

Lampiran Hasil Penjualan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar