Rabu, 27 Juni 2012

Business Plan : Perkebunan Karet


PENDAHULUAN
Karet (termasuk karet alam) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan sandal karet. 
Karet           alam adalah salah satu komoditi perkebunan yang strategis bagi Indonesia. Ditinjau dari luas areal dan poduksi, karet Indonesia didominasi oleh karet rakyat. Pada tahun 1996 perkebunan karet rakyat tercatat 2.991.628 ha (84%) dengan produksi 1.224.562 ton (76%), sisanya merupakan perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta. Namun demikian perkebunan karet rakyat kondisinya belum kuat dan mantap antara lain: 61% dari total areal karet merupakan tanaman tua menghasilkan, produktivitas rendah 673 kg/ha/tahun karena menggunakan bahan tanaman tidak unggul dan minimnya pemeliharaan, serta sistem tata niaga yang kurang menguntungkan bagi petani karet. Di sisi lain pengembangan usaha perkebunan termasuk perkebunan karet dalam memasuki era globalisasi menghadapi berbagai tantangan yang sekaligus merupakan peluang.
Tanaman karet memiliki umur ekonomis 20-30 tahun, dengan memberikan produk berupa lateks dan kayu. Oleh karena itu, persiapan bibit harus dilaksanakan dengan benar agar dapat memberikan jaminan sesuai umur ekonomisnya. Tanaman karet memerlukan waktu 4-5 tahun untuk dapat disadap, oleh karena itu pembangunan perkebunan karet memerlukan investasi jangka panjang dengan masa tenggang 4-5 tahun. 
Tanaman karet diperbanyak melalui okulasi, sehingga untuk menghasilkan bibit yang baik perlu mempersiapkan adanya batang bawah dan batang atas. Batang bawah berupa tanaman semaian dan biji-biji klon anjuran, sedangkan untuk batang atas berasal dari mata klon-klon anjuran. Untuk mendapatkan bibit yang bertmutu baik perlu mempersiapkan kebun batang bawah dan kebun batang atas (entres) yang dibangun sesuai dengan standart yang dianjurkan, mulai dari pemilihan lokasi sampai dengan pengelolaannya. Setelah membangun kebun batang bawah dan kebun batang atas (entres) dapat dilakukan okulasi dengan menempelkan mata dari satu tanaman sejenis dengan tujuan untuk mendapatkan sifat unggul. Hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam (bibit) karet unggul seperti stum mata tidur, stum mini, stum tinggi dan bibit dalam polybeg, namun yang sering digunakan oleh petani adalah bibit stum mata tidur dan bibit dalam polybeg.
         
ANALISIS RENCANA BISNIS
1.  Tinjauan Lokasi
Lokasi untuk kebun karet  mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a. Lahan tidak tergenang air.
b. Lahan kebun karet diusahakan pada tempat yang datar (kemiringan 0-10%)
    untuk lahan yang miring > 3% dibuat teras gulud dan areal yang cukup luas.
c. Tanahnya subur, bahan organik tinggi, bebas dari hama dan sumber penyakit.
d. Dekat dengan sumber mata air untuk memudahkan penyiraman.
e.  Dekat jalan dan emplasmen untuk memudahkan pengontrolan/pengangkutan.  f. Mudah dijangkau, dekat sumber air.
g. Pengolahan Tanah dengan traktor dapat dilakukan pada lahan yang relatife datar.
Pengolahan tanah dengan cara manual menggunakan cangkul biasa dilakukan
pada lahan yang mempunyai kemiringan dan pada lahan pembibitan dengan skala kecil. Pengolahan tanah dengan cara manual dilakukan dengan kedalam olah 40-50 cm. Berdasarkan tinjauan daerah lokasi yang ada, maka kami memilih lokasi yang sesuai dengan kriteria yang sesuai untuk tanaman karet adalah salah satu daerah di kabupaten Enrekang tepatnya di daerah baroko dan bone-bone.

2.  Pemilihan Bibit

Untuk keperluan penanaman karet di lahan bekas hutan perlu dilakukan perhitungan keperluan bibit secara cermat agar bibit yang disiapkan sesuai dengan populasi tanaman yang direncanakan. Apabila populasi tanaman tiap hektar adalah 550 batang maka persediaan bibit paling sedikit adalah 600 batang, termasuk untuk keperluan penyulaman apabila ada bibit yang mati. Apabila akan dibangun 500 hektar pertanaman karet, maka kebutuhan bibitnya paling sedikit adalah 300.000 batang untuk jarak tanam 7 m x 3 m. Benih untuk batang bawah berasal dari klon-klon anjuran untuk batang bawah seperti :GT1, PR 300, PR 228, AVROS 2037 dan LCB 1320. Biji diambil dari areal kebun yang berumur lebih dari 10 tahun. Kebun biji harus bebas dari gulma, pembersihannya dapat dilakukan dengan cara kimiawi atau manual satu bulan sebelum biji berjatuhan. Dua hari sebelumnya pengambilan biji harus dilakukan pembersihan biji yang ada di areal kebun. Rotasi pengumpulan biji pada satu areal paling lambat 2 hari sekali. Pengujian kesegaran biji secara acak, yaitu diambil 100 butir biji karet dari satu karung goni, kemudian dipecah dengan palu atau batu untuk dinilai kesegarannya. Apabila belahan biji karet masih putih murni sampai kekuningkuningan dinilai baik, apabila berwarna kekuning-kuningan berminyak, kuning kecoklatan sampai hitam atau keriput dinilai jelek. Nilai kesegaran yang baik antara 70-90%.
§  Metode pemilihan biji karet dengan cara :
(1) biji dilentingkan/dijatuhkan dari ketinggian 70-100 cm pada kotak kayu
berukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Apabila biji melenting keluar
melewati dinding kotak, dinilai biji tersebut naik atau
(2) biji dipantulkan di atas lantai semen, jika memantul maka biji baik.
(3) Meredam biji di dalam air, apabila 2/3 bagian biji terendam, maka biji
karet tersebut masih baik

3.  Cara Penanaman
Biji yang baru diterima harus segera dikecambahkan.
a.  Biji dibenam pada bedengan dengan bagian muka menghadap ke bawah dan punggungnya terlihat dipermukaan.
b.   Jarak antara biji ± 1 cm, sehingga 1 m² bedengan memuat ± 1000 butir.
c.    Penyiraman dengan rotasi minimal 2 kali sehari guna menjaga kelembaban.
d.   Biji mulai berkecambah pada hari kelima, kemudian dipindahkan ke pembibitan lapangan. Biji yang berkecambah setalah hari ke 15 tidak dipakai (dibuang).
Biji kecambah pada saat akar dalam stadia kaki cicak (bintang) atau stadia pancing segera dipindahkan ke pembibitan lapangan, jangan sampai keluar dari daun kepelnya.

Pembibitan di Lapangan

Setelah biji karet di tempat pengecambahan berkecambah (5-15 hari), perlu
dipindah ke tempat pembibitan lapangan.
Areal pembibitan lapangan diusahan pada tempat yang datar.
Tanah pembibitan pada areal yang gembur, mengandung bahan organik tinggi,
berpasir dan bebas dari jamur akar.
Dekat dengan sumber air untuk memudahkan penyiraman.
Pencangkulan tanah sedalam 40 cm, bisa dibuat dalam bentuk guludan atau
      bedengan besar denga tinggi 30 cm dan harus bersih dari sisa-sisa akar,   batubatuan gumpalan tanah. Semakin dalam pencangkulan, maka akar tunggang
yang terbentuk akan semakin besar dan mulus.
Pembuatan bedengan besar dengan ukuran panjang 11-12 m dan lebar 4,5-5 m
(tergantung keadaan tempat). Dalam setiap lebar bedengan 4,5-5 m, dibuat jalan
selebar 1,5 m untuk memudahkan pemeliharaan dan pengontrolan tanaman.
Ajir pembibitan lapangan dengan jarak 40 cm x 40 cm x 50 cm, jarak 50 cm
untuk memudahkan pada waktu pelaksanaan okulasi.
Pembibitan dengan cara di atas setiap hektarnya bisa ditanam sebanyak antara
65.000-73.000 tanaman, tergantung bentuk lokasi. Kebutuhan biji untuk junlah
tersbut adalah sekitar 100.000-120.000 butir/ha. Satu hektar pembibitan
menghasilkan bibit siap salur 35.000-36.000 bibit polybeg. Dengan rincian: 1)
seleksi sampai dapat diokulasi 75%, 2) persentase okulasi jadi 80%, 3) bibit
polybeg 90%.

4.  Cara Perawatan
Penyiraman dua kali sehari.
Penyiangan rumput/gulma pengganggu dengan rotasi satu kali sebulan.
Pemupukan dengan dosis seperti yang tertera pada Tabel 2.
Pengendalian hama/penyakit. Hama rayap diberantas dengan Basudin 10 G dan Diazinion 10 G yang ditaburkan atau dibenam sekitar keher akar.
Untuk mencegah penyakit daun disemprot dengan Dithane M 45 atau   dihembus dengan serbuk belerang.
Okulasi pohon karet ubtuk memperoleh bahan tanam yang baik. (unggul)
dilakukan secara Green Budding (okulasi hijau:umur bibit. 4-6 bulan) dan
Brown Budding (okulasi coklat:umur bibit 8-18 bulan).
Secara umum perawatan tanaman karet dapat dilihat pada tabel berikut ini:
WAKTU
KETERANGAN
Hari-1
Pelubangan 500 lubang
Bulan-6
Pembelian Bibit 500 batang Penanaman 500 lubang Pupuk NPK Karet 2 sak
Bulan-7
Pembersihan Lahan
Tahun ke 1 sd ke 3 
Pentunasan 2 kali sebulan selama 3 tahun
Tahun ke 1 sd ke 3 
Pemupukan NPK, UREA dan KCL setiap 6 bulan sekali atau 5 kali dalam 3 tahun 
Tahun-4 sd Tahun-5 
Pemupukan NPK dan UREA setiap 6 bulan sekali atau 4 kali dalam 2 tahun

5.  Pemanenan

Untuk tahun pertama dilakukan dengan cara memotong batang secara serong/miring  pada ketinggian 30 cm di atas pertautan okulasi. Bekas potongan diolesi dengan TB 192. Pada tahun pertama ini diperoleh satu buah turus/batang entres. Pada tahun kedua, diperoleh dua turus/batang entres dipotong 10 cm di atas potongan yang dilakukan pada tahun pertama. Begitu pula untuk pemotongan-pemotongan selanjutnya sampai dengan pada tahun kelima. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Cara panen dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Secara umum pelaksanaan penanaman tanaman karet dapat dilihat pada tabel berikut ini:



URAIAN
KETERANGAN
Luas Lahan
1 ha. (10.000 m2)
Jenis Bibit Karet
Daun lima lima asal Palembang
Jarak Tanam
4 x 5 m
Masa sebelum Panen
5 tahun
Jumlah bibit
Kurang lebih 500 batang
Masa Panen
Minimum 10 Tahun

6.  Pemasaran Dan Keuangan
§  TOTAL BIAYA INVESTASI Rp. 42.000.000 = Pembelian Lahan Kosong Rp. 35.000.000 + Bea Balik Nama (melalui Notaris) Rp. 5.000.000 + Pembukaan lahan dan penanaman Rp. 2.000.000 
§  TOTAL BIAYA PEMELIHARAAN Tahun Ke-1 sd 5 Rp. 10.000.000 = Pemeliharaan Tahun ke-1 Rp. 2.000.000 + Pemeliharaan Tahun ke-2 s.d. 4 Rp. 5.000.000 + Pemeliharaan Tahun ke- 5 Rp. 3.000.000
§  TOTAL BIAYA INVESTASI & PEMELIHARAAN Rp.52.000.000
Tabel 2 : Tabel Evaluasi Pendapatan
UARAIAN
NILAI PERKIRAAN
Hasil Berat karet basah/bulan
500 kg
Harga karet/Kg basah 
Rp 8,000 (rata-rata minimal pada tahun 2009)
Pendapatan kotor/bulan
Rp 4,000,000
Upah penderesan/bulan
Rp 1,200,000
TOTAL PENDAPATAN/bulan
Rp 2,800,000
TOTAL PENDAPATAN Thn Ke-6 sd 15
Rp 336,000,000 (asumsi harga rata2 karet mentah stabil Rp.9000)
TOTAL B.INVESTASI & PEMELIHARAAN
Rp 52,000,000
TOTAL PENDAPATAN BERSIH
Rp 284,000,000 (selama 10 tahun)


 PERENCANA DAN PENGELOLAH BISNIS.
a.    Direktur                                                        : Nurasmi Nurdin
b.    Manager keuangan                                       : Asira
c.    Produksi                                                        : Rezkiawati
d.    Konsultan Pembibitan dan perawatan karet : Lilin Wahyuni dan Satriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar