Kamis, 24 Mei 2012

Profil Wirausahawati : Raehang, S.Pd


PROFIL PENGUSAHA                              
Nama                              : Raehang, S.Pd
Tempat/tanggal lahir       : Polman, 31 Desember 1968
Alamat                            : Perumahan Taman Kalimata, Gowa
Status                            : Kawin
Nama Suami                    : Samsahril, Spd
Jumlah anak                    : Nur Wahyuni dan Nur Khairil
Pendidikan terakhir         : S1
Pekerjaan tetap               : Guru

PROFIL USAHA
Nama Usaha : “Butik RaiSam”

          Wanita kelahiran Polman ini terlihat sangat sederhana dengan jilbab merah yang sepadan dengan sweater merah bergaris yang beliau kenankan. Wanita yang memiliki 2 anak ini ini lebih mudah dikenali sebagai seorang guru daripada seorang pengusaha butik yang sangat sukses. Wanita  yang kini berusia 44 tahun ini telah memiliki 3 butik, diantaranya 1 di wilayah gowa dan 2 di wilayah Makassar. Wanita yang sebenarnya berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah swasta di Gowa ini memulai usaha butiknya pada tahun 2006, yang berarti sekarang sudah berjalan sekitar 6 tahun. Usahanya ini berawal dari usulan suaminya, bapak Samsahril yang mengatakan bahwa sebaiknya ia membuka butik saja, karena selain beliau sangat suka mengkoleksi baju-baju rancangannya sendiri, tetangganya juga sangat menyukai baju-baju buatan ibu Han biasa ia disapa.
          Setelah meminta usulan dari kedua anaknya, akhirnya beliau memutuskan untuk mencoba membuka usaha butik pertamanya yang berlokasi di samping rumahnya yang beliau beri nama “Butik RaiSam” yang ia ambil dari namanya dan nama suaminya. Modal awal usahanya senilai ± Rp. 75.000.000,00. Termasuk sewa bangunan dan bahan-bahan pakaian yang beliau ingin produksi. Yang lebih menarik, beliau lebih berfokus pada baju hasil rancangannya sendiri, walaupun beliau juga menjual pakaian yang beliau beli dari luar kota. Saat membuka butik pertamanya, beliau sudah bekerja sama dengan tukang jahit langganan sebelumnya. Sehingga beliau tidak terlalu sulit untuk mencari orang untuk bekerja sama dengannya. Pakaian yang beliau pasarkan mulai dari setelan jas, pakaian pesta, gaun, bahkan beliau juga menerima pesanan dari pelanggannya.
          Setelah usahanya berjalan selama 5 bulan, ternyata keuntungan dari usahanya lumayan besar yaitu ±  Rp. 30.000.000,00. Akhirnya beliau memberanikan diri untuk membuka usaha keduanya di wilayah Makassar, tepatnya di Mall Panakukang. Setelah berjalan 3 tahun pertama beliau sudah memiliki butik sebanyak 3 buah dengan omset penjualan Rp. 50.000.000,00 / bulan. Saat saya singgung tentang penghasilannya sebagai guru, beliau hanya menjawab dengan setengah tertawa “ini pastinya sangat jauh berbeda dengan penghasilan saya sebagai guru, alhamdulillah yah” jawabnya. Walapupun keuntungan dari butiknya jauh lebih banyak dari gajinya sebagai guru, beliau tetap menyukai pekerjaannya sebagai guru. “Berjualan sangat berbeda dengan mengajar, kalau megajar kita berhadapan dengan benda hidup (siswa), sedangkan saat jualan kita berhadapan dengan benda mati (pakaian)” katanya.
          Untuk pakaian yang ia jual di butiknya, seminggu 2 kali ia dan suaminya ke Bandung untuk berburu pakaia-pakaian dengan model terbaru, “sekalian liburan” kata pak Sam. Untuk dua butiknya yang ada di Makassar, beliau mempercayakan kepada ipar dan adik kandungnya, dan sesekali jika ia tidak sibuk ia bersama sang suami tercinta pergi untuk sekedar mengecek keadaan butiknya. “Walaupun sudah jadi pengusaha, kewajiban sebagai guru, isteri dan ibu harus tetap jalan” kata beliau. Dari penghasilan butiknya, beliau sudah bisa merenovasi rumahnya yang mewah, memiliki 2 mobil, dan 1 motor untuk masing-masing putra-puteri tersayang mereka nurul dan riri. “Saat jadi guru dan sekarang sudah menjadi guru sekaligus pengusaha, perhatian mama tetap sama”, kata nurul dan riri seraya tersenyum.
          Satu motto dari ibu Han yaitu, “Memang benar kata pepatah, bahwa pembeli adalah raja. Jadi layanilah pembeli mu selayaknya raja, sehingga ia akan terkesan dan merasa nyawan berada di toko anda, hal itu akan menyebabkan mereka akan kembali terus dan terus ke tempat anda. Harga bisa diatur tapi pelayanan adalah sesuatu yang tidak bisa diatur”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar