Kamis, 24 Mei 2012

Profil wirausahawan : Jaelani


Ibu ini bernama Jaelani, ia sudah berusia 60 tahun. Ia berasal dari desa Paleran, kecamatan Unggul Sari, kabupaten Jember, provinsi Jawa Timur. Ia memiliki 4 orang anak dan seorang suami yang berumur kira-kira sama dengannya. Di Makassar ini, ia bertempat tinggal di Dg. Tata VI didekat tanggul. Ia bermigrasi dari Jawa Timur ke Makassar dengan alasan usaha yang ia geluti disana mengalami kebangkrutan. Usahanya itu adalah sebagai petani tembakau, padi dan jagung. Penyebab kebangkrutan mereka adalah, tidak produktifnya hasil panen mereka, sedangkan hutang di bank semakin menumpuk. Lama-kelamaan, hasil tani semakin tidak menjanjikan, tibalah disatu titik, ia menjadi putus asa
dan memutuskan untuk bermigrasi ke Makassar. Alasannya memilih Makassar, karena biaya hidupnya lebih murah dibandingkan tempat asalnya. Pertama mereka datang di Makassar, mereka mengandalkan sanak saudaranya. Sanak saudaranya menyarankan untuk berjualan bakso. Awalnya mereka tidak tahu-menahu bagaimana caranya berbisnis seperti ini. Hingga akhirnya teman mereka dari Jawa Timur datang dan mengajarinya. Mulai dari cara pembuatan, cara penyajian, cara pemasaran dan resep-resep dagang yang lainnya. Setelah mereka cukup percaya diri, merekapun memulai usaha mereka dengan modal Rp. 5.000.000,- yang ia peroleh dari anaknyayang telah bekerja sebagai pekerja mebel di Malengkeri. Mereka memberi nama warung mereka “Warung Baroqah”. Dengan modal ini mereka menggunakannya untuk membeli gerobak 2 buah dan bahan-bahan lainnya. Bakso yang mereka jual terbuat dari daging sapi. Pada awalnya mereka menjualnya dengan cara berkeliling, lama-kelamaan mereka akhirnya dapat menyewa satu tempat sederhana, dengan harga sewa Rp. 200.000/bulan. Pasangan suami istri ini telah melakoni usahanya selama 8 tahun. Yang memotivasi mereka untuk tetap bertahan adalah, anak-anak mereka yang ada di Jawa Timur, yang masih butuh nafkah, selain itu kebutuhan hidup yang terus melonjak. Hambatan-hambatan yang mereka alami selama ini adalah; susahnya mencari pelanggan pada awal usaha. Namun mereka dapat mengatasinya dengan cepat dengan cara; bersikap sopan santun pada setiap pelanggan, menuruti keinginan pelanggan, menjaga kualitas produk, dan juga menjaga harganya yang tetap murah yakni berkisar antara Rp. 3000-5000/porsi, karena melihat sebagian besar pelanggannya adalah mahasiswa. Mereka membuka warungnya di Jl. Dg. Tata Raya (depan SDN Parang Tambung) setiap jam 5 sore hingga pukul 9 malam. Kini mereka sudah mengalami sedikit kemajuan dalam hal ukuran warung yang mereka miliki, dan mereka berharap akan membuka suatu warung makan yang lebih besar.
Prinsip mereka adalah jangan takut dan jang gengsi untuk mencoba dan keluar dari lingkungan yang tidak menguntungkan.
“MARI SINGGAH DI WARUNG BAROQAH, HARGA PAS HATI PUASSS……”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar