Kamis, 24 Mei 2012

Laporan Hasil Penjualan : Sanggara Balanda dan Bubur Kacang Ijo


ABDUL RAHMAN (101314034)
JASMAL (101314045)
MUHAMMAD RIDWAN (101314018)

DESKRIPSI HASIL PENJUALAN SANGGARA BALANDA DAN BUBUR KACANG HIJAU
Sanggara Balanda
Alasan kami memilih penganan ini adalah kami melihat di pasar, ataupun dimasyarakat kue ini sudah sangat jarang diketemukan. Bukan hanya tidak adanya yang menjual, tapi makanan ini sudah sedikit terlupakan atau tidak dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Buktinya dari sekian banyak tetangga kami hanya sebagian kecil yang mengenali makanan ini. Yang mengetahuinya hanya ibu-ibu yang sudah tua saja sedangkan para anak mudanya tidak tahu sama sekali. Tapi jika ditinjau dari masa lalu, makanan ini merupakan salah satu makanan tradisional khas Makassar yang dulunya sangat diminati oleh masyarakatnya. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh, ibu rumah tangga yang semakin mengenal kue-kue modern, sehingga melupakan kue tradisional yang satu ini. Maka dari itu kami ingin memperkenalkan kembali makanan ini. Tentunya dengan resep asli dari para orang tua kami.
Menurut cerita orang tua kami, kue ini memiliki rasa yang sangat manis dengan pisang yang digunakan adalah pisang kaluku (Luwu), yang dilumuri dengan telur sebleum digoreng, kemudian berhiaskan olesan mentega kacang ditengah pisangnya. Kue ini dilengkapi dengan saus gula merah. Namun kami mencoba inovasi baru, yakni berupa saus yang terbuat dari gula pasir (biasa disebut caramel) dan kami beri warna hijau. Selain itu kami menambahkan kocokan telur dalam sausnya. Usaha ini kami mulai dengan modal Rp. 50.000,- yang berasal dari murobbi kami. Kemudian kami membeli bahan-bahannya berupa; pisang kaluku seharga Rp. 7.000,-; mentega I kg seharga Rp. 5.000,-; kacang tanah 1 ltr seharga Rp. 10.000; pasta panda 1 botol kecil seharga Rp. 2.000,-; gula pasir ½ kg seharga Rp. 6.000,-, sedangkan minyak goreng yang digunakan merupakan kepunyaan pribadi, dan kemasannya merupakan pemberian dari murobbi kami. Kami membuatnya di kost kami, dengan peraltan sederhana yakni berupa kompor, wajan, spatula kayu, mangkuk, sendok, cobekan, spatula pelastik. Proses pembuatannya:
1.  Pisang dikupas dan dibersihkan dari bulu-bulu halusnya
2.  Kemudian dikukus hingga pisang terlihat terbelah
3.  Pisang didinginkan
4.  Telur dikocok lepas (1 butir)
5.  Kemudian pisang dilumuri dengan telur tersebut
6.  Piang digoreng pada minyak yang panas hingga berwarna kecoklatan
7.  Kemudian pisang ditiriskan
8.  Pisang dibeah pada bagian tengahnya
9.  Kemudian diisi dengan mentega yang telah bercampur dengan kacang goring (halus)
10.        Pisang disimpan dalam lemari es
Pembuatan sausnya
1.  Gula pasir dilelehkan diatas wajan
2.  Disiram air sedikit demi sedikit sambil diaduk terus
3.  Dicampurkan dengan telur yang telah dikocok lepas sambil terus diaduk
4.  Kemudian diberi pewarna hijua
5.  Aduk rata
6.  Kemudian saus didinginkan
Pengemasan
Pada setiap kemasan kami memasukan 2 buah pisang, kemudian dipotong 2. Setelah itu diberi saus pada bagian atasnya. Kemudian kemasan ditutup dan dihekter. Dan produk siap dipasarkan.

Kami menjual produk kami di depan mesjid Ulil Albab, tepatnya dikedai Al-Kautsar. Kami melakukan pembuatan dan penjualan sebanyak 2 kali dan dilakukan setiap hari senin. Penjualan pertama kami membuat 8 kemasan dan dihargai Rp. 3.000,-/kemasan. Hasilnya hanya terjual 2 buah dan sisanya kami bagikan kepada teman-teman kami. Kritikan dari pembeli “pisangnya terlalu keras”. “warnanya terlalu gelap”. “rasanya terlalu manis”. Dari kritikan itu kami memperbaiki produk kami. Dimulai dari pisangnya yang tidak ditaruh di lemari es, kemudian penggunaan pewarna kami kurangi, dan gula atau sausnya kami kurangi. Penjualan kedua kami membuat 12 kemasan dan hanya terjual 3 buah dan lagi-lagi sisanya kami bagikan. Karena bertambahnya kesibukan kuliah, kami sepakat untuk menghentikan usaha. Setelah kami menghitunh-hitung, dari hasil penjualan atau usaha, kami mengalami kerugian sebesar 50% dari modal semula, sedangkan keuntungannya, dalam hal materi tentunya tidak ada, tapi dalam hal sedekah kepada teman-teman Alhamdulillah terpenuhi.

Bubur Kacang ijo
BAHAN : Kacang Hijau, Gula Merah, Kelapa, Beras ketan, Air.
ALAT : Panci, Kompor, baskom, sendok kayu besar.
Modal Awal : Rp 72.000
Lokasi pemasaran : Kampus UNM Parang Tambung
Omset : Rp 50.000 per hari untuk satu liter kacang hijau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar