Kamis, 24 Mei 2012

Profil Wirausahawan : Subhan


Sukses dengan Harapan yang Tak Pernah Surut
Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 mei 2012 lalu, sehubungan dengan tugas individu dari mata kuliah kewirausahaan yaitu mewawancarai  orang yang diangap sukses, maka fikiran saya tertuju pada seorang Bapak yang menurut saya adalah orang yang sukses. Saya mengatakan bahwa beliau adalah salah seorang pengusaha sukses karena beliau dapat menikmati hari-harinya bersama keluarga tanpa risau memikirkan pekerjaan diluar sana. Pengusaha yang menarik perhatian saya itu bernama Pak Subhan.
          Bapak Subhan adalah seorang kepala rumah tangga berusia 56 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai  penjual bambu. Usaha beliau dirintis sejak tahun 1996. Pekerjaan beliau sebelum merintis usaha bambu adalah sebagai pekebun. Ia menghidupi istri dan 6 anaknya dengan menanam singkong. Singkong tersebut dijual berkeliling menggunakan sepeda. Namun terkadang singkong tersebut juga dijadikan sebagai konsumsi sendiri jika tidak diperoleh pemasukan. Seiring berjalannya waktu, di tahun 1996, beliau berinisiatif untuk membuka usaha yaitu menjual bambu. Beliau  memilih usaha tersebut karena pada saat itu, peluang usaha terebut cukup besar karena penjual bambu yang ada masih sangat kurang. Hal inilah yang melatar belakangi beliau memilih usaha tersebut.
          Perjalanan usaha Bapak Subhan di awal-awal rintisan sungguh tidak mudah. Tidak adanya transportasi yang memadai pada zaman itu mejadi kendala berarti bagi Pak Subhan. Mengingat objek usahanya yang sungguh tidak  simpel. Sebatang bamboo yang panjang dan tinggi menjulang. Namun kendala tersebut tidak serta merta menjadikan Pak Subhan putus harapan, hingga Pak Subhan merancang sebuah gerobak berbentuk segi empat dengan 2 buah ban besar yang dijadikan sebagai  pengangkut bambu. Bambu diantarkan kepada pembeli menggunakan gerobak tersebut sambil didorong.
          Bapak Subhan memaparkan bahwa modal pertama yang digunakan untuk memulai usahanya pada saat itu adalah sebesar Rp 100.000,-. Dengan keuntungan penjualan dalam 1 bulan sekitar Rp 2.000.000,-. Pada zaman yanng semakin modern ini, dengan banyaknya perpindahan penduduk, bambu menjadi semakin laris karena meruPakan salah satu material penunjang dalam pembangunan, khususnya rumah. Belum lagi ketika cuaca buruk yang meluluh lantakkan atap-atap rumah dan antenna Televisi, bambu menjadi sasaran yang paling empuk bagi warga. Namun, dalam merintis suatu usaha, ada saja kendala yang dihadapi bagi tiap pengusaha. Kendala yang dihadapi Pak Subhan pada usaha ini adalah ketika bambu tersebut tidak laku terjual hingga mengerut dan mongering. Kendala ini hingga kini hanya dapat disiasati oleh Pak Subhan dengan menjadikan bambu tersebut sebagai barang jadi yang dapat langsung digunakan, yaitu sebagai pagar bambu. Pak Subhan memilah bambu yang telah hampir mengerut dan mengering kemudian memotong dan membelahnya menjadi beberapa bagian dengan panjang dan lebar tertentu yang kemudian diikat sedemikian rupa dan dapat digunakan langsung bagi konsumen. Usaha beliau berjalan terus dengan kolega-koleganya. Alias pemilik bambu yang menawarkan bambunya kepada Pak Subhan semakin bertambah. Dari usaha tersebut, beliau telah menginjakkan kakinya di tanah haram, tanah suci mekkah bersama istrinya. Bahkan beliau berhasil menguliahkan anaknya hingga tamat pada bidang kesehatan masyarakat yang kini telah bekerja di salah satu instansi kesehatan daerah. Kerjasama yang baik dijalin Pak Subhan dengan koleganya satu sama lain hingga kini sehingga keduanya memperoleh keuntungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar