Selasa, 22 Mei 2012

Profil Wirausahawan : Muhammad Nasruddin

Biodata

Nama  Lengkap                      : Muh. Nasruddin
Nama Panggilan                     : Iin/Duren
Tempat/Tanggal lahir          : Parepare/14 Februari 1988
Alamat                                    : Asrama Lontara, Bandung.
Pekerjaan                               : Mahasiswa
Hobi                                        : Sepakbola
Wirausaha yang digeluti      : Bisnis pakaian
Motto                                     : Saya mencari uang karena saya sadar saya bukan anak orang kaya

Aa’ Duren, begitulah ia  akrab disapa di lingkungannya di Bandung, Jawa Barat. Mahasiswa tingkat akhir di Universitas Komputer (UNIKOM), Bandung, ini terkenal dengan bisnisnya yang bergelut di bidang pakaian. Pada awalnya ia memulai bisnisnya dari bidang yang berbeda, yaitu dari penjualan pulsa elektrik yang saat itu masih sedikit orang yang menggelutinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang ikut menggeluti bisnis tersebut. Melihat kondisi seperti itu, ia mulai melirik bisnis lain. Bermodalkan banyak rekan-rekan yang mempunyai bisnis besar, pria penggemar Barcelona ini join dalam bisnis kepiting. Dari bisnis ini ia memperoleh banyak link dari Sumatera hingga Papua. Omset saat berbisnis kepiting bisa dikatakan lumayan bagi seorang mahasiswa, namun ia masih berfikir bahwa apabila ia terus bergantung pada orang lain, maka diri sendiri sulit untuk diandalkan. Beranjak dari pemikiran tersebut, ia mulai melirik peluang untuk berbisnis pakaian distro dengan alasan :
1.     Bandung merupakan daerah industri tekstil terbesar di Indonesia.
2.    Barangnya banyak diminati kalangan muda-mudi di Indonesia
Rintangan awal yang harus dihadapinya adalah kurangnya modal materi yang ia miliki. Kemudian ia pun menceritakan tekadnya kepada sang ayah untuk berwirausaha dan rintangan yang saat itu dihadapinya. Sang ayah pun sangat apresiasi akan keinginan anaknya, maka sang ayah memberikan modal kepada anaknya sebesar sepuluh juta rupiah dengan satu syarat “uang tersebut adalah uang terakhir untuk kamu, jangan meminta uang lagi karena itu adalah uang jajanmu sampai selesai kuliah.” Tegas Duren menceritakan sambil tertawa. Dengan modal tersebut, ia pun memperluas bisnisnya. Tak hanya bisnis baju kaos, ia juga merambah ke bahan sandang lainnya. Walaupun notabene ia tak punya konveksi dan karyawan tapi menurutnya hal itu bukan rintangan, “salah satu modal besar yang saya miliki adalah banyaknya rekan yang saya miliki, baik dari pemilik gudang pakaian distro, pemilik konveksi, bahkan dokter gigi dan pengacara, jadinya seperti punya aset besar. Hahaha” ungkapnya sambil tertawa.
Keunggulan yang duren miliki bukan dari jenis pakaian yang ia jual, karena jika diperhatikan, kualitas pakaiannya sama dengan yang umum terdapat di distro, namun dari sisi harga. Harga yang relatif jauh lebih murah dari harga pasaran membuat pakaian jualannya laris manis. “lebih baik untung sedikit tiap pakaiannya tapi laku banyak dibanding untung banyak tiap pakaiannya tapi laku sedikit”.
Hingga saat ini Duren tak hanya bergelut pada penjualan pakaian distro saja, tapi sudah bergelut di bahan sandang lainnya seperti produksi pakaian distro pesanan khusus (desain dari konsumen dengan bahan kualitas standar distro), batik modern, dan pemesanan jumlah partai. Omsetnya saat ini telah mencapai rata-rata Rp 3.000.000,-/bulan.
Dalam berwirausaha duren memegang beberapa prinsip, diantaranya :
1.     Pelanggan bukan raja tapi perlakukan ia layaknya raja.
2.    Tak masalah berapa keuntungan dari tiap lembar yang terjual tapi seberapa banyak yang mampu terjual.
3.    Sebaiknya jangan berbisnis dengan keluarga, sebab ikatan emosional akan diutamakan sehingga menghambat perkembangan usaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar