PROFIL
PENGUSAHA
Tempat, tanggal lahir : Soppeng, 10 April 1959
Alamat : Jl. Poros Soppeng Pare
Desa Panincong.
Jenis Usaha : Produksi/Penggilingan
Beras.
Bapak
H. Abd. Rauf yang lebih dikenal dengan
panggilan H. Laupe mulai merintis usahanya bersama istrinya Hj. Suharti sejak
tahun 1991 jadi usaha ini sudah berdiri selama 21 tahun. Usaha ini berlokasi di
dekat rumahnya Jl. Poros Soppeng Pare desa Panincong. Jika dilihat dari depan
pabrik ini tidak tampak atau tidak ada tanda-tanda bahwa di tempat itu ada
perusahaan yang cukup besar. Setalah masuk ke dalam daerah tersebut dan
berjalan-jalan ke belakang rumah maka kita akan melihat sekitar 100 meter ke
belakang merupakan bangunan-bangunan yang di dalamnya terdapat mesin-mesin
berat dan gudang penyimpanan.
Usaha
ini dimulai dengan modal sepuluh juta pada awalnya usaha ini masih kecil karena
hanya melayani di dalam daerah saja. Usaha ini kemudian di beri nama CV. MENARA,
nama ini merupakan kepanjangan dari Manna Rauf dimana Manna adalah nama anak
pertamanya dari 5 bersaudara yang merupakan anak perempuan satu-satunya. Alasan
beliau memilih usaha ini karena tidak usaha penggilingan padi yang besar di
daerah soppeng kecuali Bulog dan setiap hari orang mengkonsumsi beras dan
banyak bahan baku (padi) tersedia. Lambat laun usahanya menjadi besar dan
terkenal sampai ke pulau Kalimantan. Sekitar tahun 2003 perusahan ini mengalami
kejatuhan karena orang kepercayaannya memebawa kabur semua uangnya namun beliau
tidak berputus asa dia memulainya lagi dari awal dengan modal dari bank. Saat
itu anak-anaknya juga sudah dewasa jadi selain dibantu oleh istrinya beliau
juga dibantu oleh 2 orang anaknya (anak
kedua dan ketiga) yang merupakan orang kepercayaannya karena kapok mempercayai
orang lain.
Kendala-kendala
yang dialaminya dalam menjalani usaha ini adalah kurang modal dan kurang tenaga
kerja sehingga meminjam di bank dan menggunakan mesin-mesin berat jadi tenaga
kerja yang digunakan menjadi sedikit dan pekerjaan lebih cepat. Saat ini beliau mempekerjakan 10 orang pekerja.
Bahan
bakunya diperoleh dari berbagai daerah seperti Soppeng, Sidrap. Bone dan daerah
lainnya yang menghasilkan padi. Dulu padi dikeringkan secara manual namun
sekarang sudah tidak lagi karena beliau telah membeli mesin berat dari jepang
berupa mesin pengering sehinnga suhunya dapat diatur jadi beras tetap utuh saat
penggilingan karena dikringkan sampai suhu optimum dimana jika terlalu kering
atau kurang kering akan hancur saat digiling. Selainmesin pengering juga
dilengkapi mesin penggiling yang besar seperti gambar dibawah: Mesin-mesin berat di atas didatangkan
langsung dari Taiwan beserta beberapa orang
untuk memasangkan alat-alatnya dan mengajarkan cara mengoperasikannya. Biaya yang digunakan
untuk membeli mesin-mesin ini mencapai 700 juta ( namun menurut kabar yang
beredar di masyarakat mencapai 3 M, kemungkinan ini adalah rahasia perusahaan)
dimana dananya di peroleh dari bank dan sebagian uang pribadi.
Dalam
seminggu dapat diproduksi sebanyak 80-100 ton beras. Beras yang dipasarkan ada
tiga tingkat kwalitas dengan harga berbeda pula perkarungnya yaitu Rp. 180.000,-; Rp. 190.000,-; dan Rp.
200.000,-.
Beras hasil
produksi dipasarkan ke kota-kota besar di Kalimantan yang biasanya sebanyak 36
ton per minggu khusus untuk Kalimantan saja yang lainnya di Makassar, Parepare
serta di Bulog. Selain itu juga melayani pembeli eceran atau masyarakat
sekitarnya dengan harga Rp. 6.500,- /liter. Biaya operasional (gaji pekerja
dll) yang dikeluarkan perbulan bisanya 10-20 juta dan keuntungan yang diperoleh
perbulan dapat mencapai 40-50 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar