Kegagalan
adalah sukses yang tertunda. Pepatah ini pas untuk menggambarkan perjalanan
usaha Rusni (32). Kerugian Rp 10 juta karena usaha ayam potongnya gagal tak
menyurutkan semangat berbisnis Hermawati.
Peristiwa yang
terjadi tahun 2006 itu dituturkan Rusni di kediamannya di Desa Cakura`,
Kecamatan PolongBangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, beberapa
waktu lalu.
Kegagalan usaha
ayam potongnya itu membuat Rusni dan suaminya, Saparuddin, harus hidup dengan
menumpang tinggal di rumah milik orangtuanya.
Usaha ayam
potong yang dimulai tahun 2004 bermodal Rp 20 juta, pinjaman dari bank, tidak
berjalan mulus. Kerugiannya mencapai hingga kuranglebih setengah modalnya.
Tinggal di rumah
mertuanya, yang terletak di Desa Cakura, menjadi titik balik bisnis Rusni.
Setelah usaha ayam potongnya mengalami kegagalan maka Rusni yang merupakan
salah satu guru seni di SMA negri diTakalar ini memberikan kesempatan kepada
suaminya untuk menjalankan usaha pembuatan pagar besi. Usaha yang cukup membangkitkan
semangat Rusni dan Saparuddin suaminya.
Setelah
usahanya berjalan beberapa tahun, Rusni pun merasa ada yang belum cukup karena
usaha pagar besi itu sangat berat dan peminatnya pun masih kurang. Pesanan
pagar besi yang hanya maksimal 5 dalam kurung waktu 6 bulan itupun kembali
dipertimbangkan oleh Rusni.
Hingga suatu
saat Rusni pun berfikir untuk melakukan usaha yang berkaitan dengan ilmu yang
dimilikinya yaitu dalam bidang Seni. Nah, disinilah awal mula usaha berkembang
yang dilakoni Rusni. Usaha tersebut adalah pembuatan BROSS hand made dengan
modal sisa usaha sebelumnya yang hanya Rp.500.000 merupakan titik awal Rusni
untuk usahanya. Usaha tersebut dengan gigih dijalankan hingga saat ini. Usaha
tersebut berjalan mulus dan pemasarannya pun hingga sekarang mencapai 3 sektor
yaitu Kendari, Palu dan makassar khususnya Takalar. Dalam sebulan Rusni bisa
mendapatkan hasil minimal Rp. 2jt perbulan untuk satu daerah dengan harga Bross
perbiji dijualnya Rp. 5.000,00 hingga Rp. 20.000,00.
Usaha yang berjalan
lancar itu belum membuat Rusni dan suaminya puas, selanjutnya ia akan
memprogramkan usaha pembuatan sarung pantai motif batik hand made. Usaha
tersebut untuk saat ini masih di uji cobakan dengan minat para pemakai.
Komentar /
Tanggapan
Oleh FATHMORIKA
Dari kisah
seorang pengusaha Bross (RUSNI) asal Desa Cakura`, Kecamatan Polongbangkeng
selatan, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang dapat kita petik adalah :
1. Semangat
berwirausahanya yang tinggi sehingga dia bisa bangkit dari kegagalan.
2. Prinsip yang
kuat bahwa “ kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” yang menjadi motivator
bagi istri dari Saparuddin ini.
3. Komitmen
yang dimiliki oleh RUSNi, bahwa tujuan utamanya untuk memperbaiki taraf
hidupnya bukan untuk mencari keuntungan semata.
4. Keberanian
Rusni mengambil resiko. Dia buktikan ketika usaha pertamanya gagal dengan
mecoba usaha-usaha berikutnya.
5. Rusni juga cerdas
dalam memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk dijadikan sebuah usaha yang
sangat menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar