Mulyana, lahir di Aceh pada tanggal 2
Juli 1978 dan sekarang bertempat tinggal di daerah Gowa, jalan Palangga,
merupakan pengusaha jahitan dengan nama usaha “GT GHANIYA Tailor and Textile”. Ibu dari tiga orang anak ini
merupakan lulusan dari Univeritas IPB Fakultas Kedokteran Hewan (D3)
pada tahun 1998 dan juga pernah menjadi pengajar di salah satu SMP dan SMA di
Bogor. Namun karena suami dari Ibu Mulyana diterima bekerja pada perusahaan Textile
kain di Makassar sehingga Ibu Mulyana harus meninggalkan profesinya sebagai
guru dan pindah ke Makassar.
Berkat keahlian menjahit yang
diturunkan dari orang tuanya dan pekerjaan sang suami yang bekerja pada sebuah
perusahaan textile kain sehingga ibu Mulyana memulai usaha menjahitnya yaitu sekitar
6 tahun yang lalu pada tahun 2006. Usahanya saat itu dimulai dari “nol” di
rumahnya yang terdahulu dan hanya merupakan tukang jahit biasa yang mendapat
orderan dari teman dan tetangga. Usahanya mulai mengalami peningkatan sekitar tiga
tahun kemudian yaitu pada tahun 2009 dan telah memiliki ijin usaha/situsium (nama kepemilikan usaha).
Setelah memiliki ijin usaha, ibu Mulyana
mulai mendapatkan thender dari dinas pendidikan, pertanian, dan kehutanan.
Bahan baku (kain) diperoleh dari toko kain, bantuan dari agen dan dari
perusahaan tempat sang suami bekerja, tergantung dari jenis bahan yang akan
digunakan. Adapun modal awal dari usahanya ini mencapai
100 juta rupiah.
Saat ini ibu Mulyana telah memiliki 8
orang karyawan yang bekerja pada bagian menjahit, pasang kancing, dan melakukan
setrikaan. Sehingga ibu Mulyana hanya sebagai pengontrol dan bagian “finishing”
di tempat pemasarannya. Tempat produksi dan tempat pemasaran merupakan tempat
yang berbeda. Tempat produksinya yaitu di rumah terdahulu ibu Mulyana dan
tempat pemasarannya yaitu di jalan Malengkeri No 48 Makassar.
Dalam usahanya ini, pengaruh harga dari
setiap jahitan bergantung dari model yang diinginkan, jumlah orderan, dan
kesulitan dalam penjahitan. Hambatan yang sering dialami yaitu sebagian besar
terdapat pada modal yang dibutuhkan, terutama untuk bagian thender yang telah
disepakati. Hal ini dikarenakan untuk bagian thender, pembayaran akan dibayar setelah
hasil jahitan selesai. Sehingga ibu Mulyana membutuhkan modal yang besar. Modal
yang dibutuhkan untuk thender dapat mencapai hingga 100 juta rupiah. Hambatan
lain yang dialami berupa komplen dari konsumen khususnya konsumen perempuan yang
hasil jahitan tidak sesuai dengan yang diharapkan, namun komplen yang diterima hingga
saat ini bukanlah merupakan masalah yang besar, seperti ukurannya yang terlalu
kecil dsb. Adapun keuntungan yang diperoleh tiap bulan tidak menentu namun
rata-rata yang diperoleh mencapai 12 juta rupiah tiap bulan (selain dari
thender yang diterima). Adapun rencana kedepan, ibu Mulyana dan suaminya akan
membuat suatu pelatihan usaha.
Dimana sekarang tempat menkahidnya pal??
BalasHapus