I.
LATAR BELAKANG USAHA
Pertanyaan yang muncul ketika pertama
kali ingin memulai usaha yaitu “Bisnis apa yang cocok untuk kami?.”
Dengan melihat peluang bisnis jajanan yang menjanjikan, maka kami mulai
memikirkan ke arah bisnis tersebut.
Muncul pertanyaan kembali, “makanan atau jajanan apa yang cocok?”.
Murah-meriah, enak dan mengenyangkan, itu
yang kami pikirkan. Dan tentunya lain dari yang lain (bisnis jajanan rekan-rekan
mahasiswa wirausaha).
Sebagai alternatif jalan tengah, kuliner dapat dijadikan
percobaan dalam berbisnis, lebih tepatnya kuliner jajanan pasar atau kue
tradisional. Dengan kue-kue modern yang sudah dijual dimana-mana, kue
tradisional hadir di tengah-tengah kita sebagai pengobat rasa rindu dengan rasa
khas daerah yang telah lama tak tercicipi.
Dan dengan modal yang relatif kecil,
namun bisnis jajanan ini “Insya Allah” dapat memberikan keuntungan hingga 100%.
Bahan yang digunakan mudah diperoleh di pasar-pasar tradisonal serta pengolahan
yang sederhana memudahkan kami untuk memulai usaha ini. Dari sekian banyak kue
tradisional, kami memilih kue khas daerah Sulawesi Selatan yaitu Katiri Mandi dan Sate Ubi Pelangi (inovasi dari kue Songkolo Bandang).
Inovasi yang ditawarkan untuk dua
produk ini yaitu inovasi tampilan (variasi warna, bentuk) yang unik, kemasan
konsumsi yang praktis, variasi rasa, harga terjangkau dan bebas bahan-bahan
pengawet.
II.
USAHA
a.
Konsep
usaha
Usaha Jajanan Tradisonal ini terdiri
dari dua jenis produk jajanan yaitu Katiri
mandi dan Sate Ubi Pelangi.
Katiri mandi merupakan jajanan khas daerah Sulawesi Selatan. Kue ini berbahan
dasar tepung beras ketan dengan gula merah. Variasi baru yang ditawarkan untuk
kue ini yaitu pada tampilannya. Dimana pengolahannya dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat dikonsumsi dengan praktis (dalam gelas dengan porsi pas) tapi
tanpa menghilangkan rasa khas dari kue ini. Sedangkan untuk kue Sate Ubi
Pelangi merupakan inovasi dari kue tradisional Kue Janda
atau yang sering disebut oleh masyarakat
kota Makassar dengan sebutan Songkolo Bandang yang terbuat dari
pisang dan ubi kayu serta parutan kelapa. Kue janda yang biasanya dibuat dengan
potongan pisang yang dibalut dengan parutan ubi kayu yang dikukus kemudian
ditaburi dengan parutan kelapa dan gula pasir dengan tampilan dalam dua warna,
hijau dan merah. Hasil inovasi untuk kue yaitu pada tampilan dan rasanya.
Penyajiaannya yaitu dengan ditusuk-tusuk
menyerupai sate tanpa memakai pisang dan dengan tiga warna yang mewakili tiga
rasa membuat tampilan kue lebih
unik dan modern. Dari penampilan barunya ini maka kue ini diberi nama Sate Ubi
Pelangi.
Produk jajanan ini pertama kali dipromosikan
di sekitar kompleks BTN Tabaria dan Manuruki, tepatnya dikos-kosan
mahasiswa-mahasiswa. Selanjutnya dijual di wilayah kampus UNM Parang Tambung
dan satu kali tiap minggunya di SD Inpres Malengkeri Bertingkat. Jajanan ini
sengaja ditawarkan kepada anak-anak SD tapi khusus untuk Sate Ubi Pelangi
karena harganya yang lebih terjangkau dan tampilan warna-warni ceria yang
menarik khas anak-anak.
Dua jajanan ini merupakan jajanan
sehat yang terdiri dari bahan dasar tepung dan ubi yang mengandung karbohidrat
serta bebas penggunaan bahan-bahan pengawet. Dan pewarna yang digunakan pada
sate ubi pelangi merupakan pewarna makanan yang aman untuk dikonsumsi dengan
memperhatikan dosis penggunaannya. Berbeda dengan jajanan sekarang, produk tradisional
yang sudah mulai digeser dengan jajanan modern ini sangat praktis dikonsumsi
dengan harga terjangkau, enak, sehat dan
mengenyangkan.
b. Produk yang ditawarkan
1.
Katiri
Mandi
2. Sate Ubi Pelangi
c.
Harga
1.
Katiri
Mandi : Rp. 2000,-/gelas
2. Sate Ubi Pelangi : Rp. 1000,-/tusuk
III.
PEMASARAN
·
Beberapa
tempat pemasaran sebagai berikut:
a.
Kampus
FMIPA Parang Tambung dan sekitarnya
b.
SD
Inpres Malengkeri Bertingkat
c.
Pemasaran
juga dilakukan pada lokasi Produksi produk ketiri mandi dan sate ubi pelangi
tersebut (BTN Tabaria)
·
Komentar
dan Saran Konsumen terhadap Produk Pemasaran
a.
Kemasan
diberikan label.
b.
Memilih
sendok dan isi untuk katiri mandi yang lebih besar , agar dapat memberikan
kepuasan tersendiri bagi konsumen.
c.
Menambah
jenis warna untuk sate ubi pelangi agar benar-benar seperti warna pelangi
(merah, kuning, hijau dan biru)
d.
Memberi
inovasi baru untuk produk sate ubi pelangi dengan menambahkan caramel atau
coklat
e.
Meningkatkan
kegiatan promosi produk ke warung-warung, agar dapat memberikan kelarisan bagi
produsen.
f.
Mengusahakan
agar produk katiri mandi dijual dalam keadaan dingin agar lebih enak dan tahan
lama.
·
Positioning
Untuk
menarik perhatian calon pelanggannya, kami merancang beberapa strategi
positioning yang atraktif. Beberapa statement positioning yang biasa digunakan,
misalnya :
“Jajanan sehat… Katiri Mandi, Sate Ubi
Pelangi.. Enak dan mengeyangkan.. cocok di kantong mahasiswa…”
”Sate Ubi Pelangi… Rasanya bikin hari
jadi makin berwarna secerah pelangi..”
IV.
PELANGGAN
Pelanggan
dari pemasaran Jajanan Tradisional
ini yaitu dari kalangan mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2009, mahasiswa
pendidikan bahasa inggris angkatan 2011 dan siswa SD Inpres Malengkeri
Bertingkat.
V.
RINCIAN KEUANGAN
Modal Awal
Rincian Modal awal yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
Harga
|
Wadah Plastik
|
1 buah
|
Rp. 8.000,-
|
Gelas Plastik (kemasan)
|
1 bungkus (isi 100 buah)
|
Rp. 13.600,-
|
Parutan Kelapa
|
2 buah
|
Rp. 7.000,-
|
Sendok @ Rp.4.200,-
|
2 bungkus (isi 50 buah)
|
Rp. 8.400,-
|
Tusuk Sate @ Rp.3.500,-
|
2 bungkus (isi 50 buah)
|
Rp. 7.000,-
|
Ubi Kayu
|
Rp. 10.000,-
|
|
Gula Merah @ Rp.10.000,-
|
2 Kg
|
Rp. 20.000,-
|
Tepung Beras
|
1 bungkus
|
Rp. 7.000,-
|
Tepung Ketan @Rp.7.000,-
|
2 bungkus
|
Rp. 14.000,-
|
Pewarna Makanan (Pasta) @ 1 botol
(Rp.3.000,-) :
-
Pink
( Rasa Es Doger)
-
Hijau
( Rasa Pandan)
-
Kuning
(Rasa Nenas)
|
3 botol
|
Rp.
9.000,-
|
Kelapa @ Rp. 4.000,-
|
2 buah
|
Rp. 8.000,-
|
Penambah Cita Rasa
|
1 botol
|
Rp. 2.000,-
|
Vanili
|
1 botol
|
Rp. 2.500,-
|
Transportasi
|
Rp. 13.000,-
|
|
Total
|
Rp. 103.500,-
|
Penjualan
Asumsi penjualan tahap awal adalah
rata-rata 210 produk yang terjual dalam 3 kali produksi dalam waktu 1 minggu
pertama. (Rincian penjualan selengkapnya dilampirkan).
Laba
Dalam
1 kali produksi menghasilkan sekitar 75 tusuk sate ubi dan 30 gelas katiri
mandi dengan modal Rp. 30.000
Laba /
keuntungan : Pemasukan – Pengeluaran
: Rp. 135.000,- -
Rp. 30.000,-
: Rp. 105.000,-
Pada 2
minggu tahap awal Penjualan (3 kali Produksi)
sudah mampu mencapai keuntungan sebesar Rp. 243.000,-. Keuntungan yang
diperoleh tidak diterima sesuai dengan target, disebabkan karena tidak semuanya
habis terjual setiap kali produksi.
Lampiran Hasil Penjualan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar