KUMON
INSTITUTE OF EDUCATION LEARNING CENTRE TODDOPULI
Panggilan : ibu lily
Tempat/tanggal lahir : Makassar, 13 Juni 1975
Agama : kristen
Pendidikan : S2 Manajemen Keuangan, Unhas
Alamat :
Jln. Toddopuli V, No.52, Makassar
Hobbi : Menyanyi dan reading
Nama Perusahaan : “KIE
Learning Centre Toddopuli”
Berdiri : tahun 2010
Herliana S. Lambe atau yang lebih akrab
dipanggil dengan Ibu Lily, adalah salah satu orang
yang membuka kelas kumon di daerah Makassar. Ibu lily ini adalah
pemilik kelas Kumon yang ada di Toddopuli V.
Kumon merupakan sebuah tempat belajar
matematika dan bahasa inggris. Kumon didirikan oleh bapak toru kumon ppada
tahun 1954 di Jepang, dan telah menjadi hak patennya. Pada kelas kumon anak
belajar sesui kemampuannya, bahan pelajaran tersusun “small steps” dan dukungan
pembimbing untuk setiap individu anak. Pada kelas kumon, anak bisa belajar di
atas tingkatan kelasnya dan anak juga belajar
mandiri. Pada tahun 2008 sudah
menyebar di 45 negara dengan jumlah siswa 4,2 juta anak.
Ibu
Lily sendiri mengenal atau mengetahui kumon berawal dari keikutsertaannya dalam
seminar pengenalan tentang kumon yang dibacanya di surat kabar pada bulan
November tahun 2009. Ibu Lily mengikuti
seminar tersebut, niatnya hanya ingin melihat-lihat saja, (mumpung gratis dan
bisa mendapat pengetahuan), tapi ternyata muncul sedikit ketertarikan dalam
hatinya tentang kumon. Dan satu hal yang membuat Ibu lily merasa surprise dari
seminar tersebut adalah bahwa pada akhir seminar tersebut peserta diberi tes
matematika. Ibu lily pun heran sejenak tapi dibawa enjoy aja. Hasilnya pun
tidak mengecewakan dari 200 peserta seminar hanya 20 orang yang lulus dan Ibu
lily adalah salah satunya. Berawal dari situlah ibu lily mulai tertarik ingin
membuka kelas kumon. Seiring dengan berjalannya waktu yang disertai dengan
seminar-seminar pendalaman tentang kumon yang diikutinya semakin menambah
ketertarikan Ibu lily pada kumon.
Ibu Lily
resmi membuka kelas kumon pada bulan juli tahun 2010. Ibu Lly membuka kelas
kumon matematika. Ibu Lily membuka kelas kumon di rumah kontrakannya, Toddopuli
V No.52. Atas tekad dan motivasinya, ibu Lily membuka kelas kumon dari nol
dengan dana awal sebesar 70 juta rupiah. Dana ini ini diperoleh dari dana
kredit di asuransi. Biaya ini untuk membeli semua perlengkapan kelas yang
dibutuhkan seperti meja, kursi, rak buku, ATK, serta aksesoris kelas lain yang
dibutuhkan dan juga termasuk sewa kontrakan rumahnya. Selain itu, dana tersebut
juga termasuk di dalamnya membayar royalti ke kantor pusat kumon di jakarta
atas pembukaan kumon sebesar 320 dollar(senilai 3,2 juta rupiah) sekali bayar
untuk kontrak selama 5 tahun (tinggal memperpanjang kontrak jika masa kontrak
telah habis).
Ibu Lily atau yang
juga biasa disapa dengan mam oleh siswa-siswanya ini memilih bisnis dalam
bidang pendidikan. Alasannya adalah karena menurutnya, bisnis yang bergerak
dalam dunia pendidikan tidak akan pernah mati. Pangsa pasarnya akan selalu ada.
Awal
membuka kelas kumon ini tak segampang dan tak seindah yang dibayangkan. 3 bulan
pertama, belum ada anak yang mendaftar untuk masuk kelas kumon yang dikelola
oleh Ibu Lily. Ibu Lily hanya mengajar satu siswa, dia adalah anaknya sendiri,
pearly. Namun hal tersebut tidak membuat Ibu Lily menjadi patah semangat, malah
semakin semangat dalam mengelolah kelas kumon ini. Memasuki bulan keempat,
sudah ada 5 orang anak yang mendaftarkan dirinya dan 3 orang siswa pindahan
dari kelas kumon Jakarta. Anak-anak yang mendaftar tentunya melewati tahapan
pendaftaran kelas kumon yang memiliki tahapan-tahapan tertentu. Seiring
berjalannya waktu kelas kumon yang dikelolah ooleh Ibu Lily ini semakin
berkembang, hingga sekarang Ibu Lily mempunyai 60 siswa dan 4 orang asisten
pengajar.
Dalam
mengelolah usahanya ini, Ibu Lily juga pernah mengalami pasang surut. Pada
tahun 2011, sekitar bulan November-Desember merupakan masa yang cukup sulit
bagi Ibu Lily. Pada saat itu Ibu Lily lagi selesai melahirkan dan sempat merasa
keteteran dalam mengelolah kelas, dimana harus menghadapi 35 orang siswanya
seorang diri. Namun, Ibu Lily tidak menganggap hal itu tidak bisa
terselesaikann atau easy going. Ibu Lily tertolong dengan sistem kelas kumon itu
sendiri dimana siswa belajar dengan mandiri dan siswa belajar sesuai dengan
kemampuannya. Ibu Lily juga mulai menerima asisten pengajar untuk membantunya.
Kelas
kumon yang dikelola Ibu Lily ini semakin berkembang, bukan hanya kelas
matematika yang dibukanya tetapi juga akan membuka kelas bahasa inggris bulan
oktober nanti. Sekarang, kelas kumon toddopuli ini memiliki 60 orang siswa.
dalam perbulannya, Ibu Lily bisa mendapatkan kurang lebih 20 juta per bulannya.
Namun, Ibu Lily harus membayar royalti perbulan sebesar 50% dari pembayarn
siswa per bulannya kepada kantor kumon pusat dan juga membayar honor 4 orang
asistennya. Melalui promosi dan pemasangan spanduk atau pamflet Ibu Lily berharap
siswanya semakin bertambah. Kelas kumon itu sendiri memiliki program coba
gratis untuk menarik minat anak untuk masuk kelas kumon dimana anak belajar
dulu di kelas kumon secara gratis dan jika merasa tertarik dengan pembelajarn
kumon baru mendaftarkan diri untuk mengikuti kelas kumon itu sendiri.
“Pandai-pandailah
melihat peluang, dan beranilah mengambilnya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar