nama usaha :
41 b shop
jenis usaha :
penjualan sepatu, sandal dan tas
alamat : dg. tata
raya no 41 b
Atina
(44) adalah seorang entrepreneur woman yang
telah merasakan jatuh bangun dari usaha yang di tekuninya. Sebelumnya Atina
sempat menjual sepatu, sandal dan kaos kaki dibeberapa pasar di Makassar, namun
banyak kendala karena harus pulang pergi dari pasar kerumahnya sehingga butuh
biaya transportasi dan beberapa kerugian yang dideritanya.
Selain
itu, sebagai ibu rumah tangga Atina juga harus mengurus anak-anaknya, ini membuatnya harus pulang pergi dari rumah ke
tempat usahanya. Umur yang bertambah tua tidak akan memungkinkan Atina untuk
terus melakukan perjalanan itu setiap harinya. Kenangan terpahit dari usahanya
adalah saat lapaknya harus menjadi abu saat terjadi kebakaran. Saat itu Atina
benar-benar memulai dari nol.
Di sisa-sisa harapan dan modal
yang tertinggal, di tahun 2006 Atina kembali meramu usahanya tapi tidak lagi di
pasar namun di rumahnya sendiri. Ini dari pertimbangan bahwa lokasi yang dekat
dengan kampus dengan prospek pembeli adalah mahasiswa yang membeludak serta
untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sebelumnya. Saat itu Atina hanya
membeli beberapa pasang sepatu dan sandal saja kemudian memajangnya di ruang
depan rumahnya. Awalnya ini hanya ajang coba-coba dan terasa berat karena
pembeli yang sangat minim, namun lama kelamaan usahnya mendapat respon yang
menggembirakan dari para pembeli. Kurang dari satu tahun sejak mulai menjual di
rumah Atina memberanikan diri untuk mengambil pinjaman untuk mengembangkan
usahanya. Untuk meningkatkan minat beli pelanggan beliau memperluas ruang
penjualan, menambah koleksi sepatu dan sandal serta menambah aksesoris
penjualan seperti tas dan kaos kaki. Koleksi barang yang dimiliki Atina saat
ini tidak hanya untuk remaja saja namun koleksi aksesoris anak-anak hingga
dewasa juga tersedia dan itu semua dari merek terkenal.
Kendala yang dialami Atina selama
menggerakkan 41 B Shop selama ini sangatlah banyak, utamanya dari segi modal
karena beliau memulai dari modal seadanya. Kendala lainya adalah pemilihan
barang berkualitas karena banyak barang tiruan dengan merek sama dan model yang
serupa namun kualitas tak setara. Ini tentang reputasi shop yang menjanjikan
barang berkualitas, membuat beliau harus berhati-hati dalam memilih relasi
distribusi. Kendala berikutnya yang pernah beliau alami adalah teknik
pemajangan, dengan ruang yang sempit beliau harus memajangkan aksesoris yang
begitu banyak secara anggun.
Saat ini Atina hanya perlu duduk
di ruangan ber-AC menunggu uang memenuhi money
pocket-nya, tanpa harus pulang pergi dari rumah ke tempat kerja setiap
hari, tanpa harus memikirkan angsuran pinjaman, tanpa harus mendengarkan suara
bising dan tentunya tanpa harus memanggil-manggil pelanggan. Omset yang beliau
peroleh saat ini bisa mencapai belasan juta rupiah (perkiraan narasumber karena
narasumber tidak bersedia menyebutnya secara rinci). Dalam wawancara Atina
berbagi ilmu dan prinsip penjualannya. Beliau berkata “jika anda hidup dari
berdagang maka pahami barang dagangan anda maka dagangan anda akan memberikan
kehidupan”. Berdagang menurut beliau tidak hanya hanya transaksi tawar-menawar,
serah terima uang-barang namun merupakan perhitungan yang harus dipahami dengan
kejujuran dan ketelitian dengan segala perhitungan resiko yang tak terduga.(written
by Khakul Akbar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar