Sukses
dengan Harapan yang Tak Pernah Surut
Beberapa
hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 mei 2012 lalu, sehubungan dengan tugas
individu dari mata kuliah kewirausahaan yaitu mewawancarai orang yang diangap sukses, maka fikiran saya
tertuju pada seorang Bapak yang menurut saya adalah orang yang sukses. Saya
mengatakan bahwa beliau adalah salah seorang pengusaha sukses karena beliau
dapat menikmati hari-harinya bersama keluarga tanpa risau memikirkan pekerjaan
diluar sana. Pengusaha yang menarik perhatian saya itu bernama Pak Subhan.
Bapak Subhan adalah seorang kepala rumah tangga berusia 56
tahun yang sehari-hari bekerja sebagai
penjual bambu. Usaha beliau dirintis sejak tahun 1996. Pekerjaan beliau
sebelum merintis usaha bambu adalah sebagai pekebun. Ia menghidupi istri dan 6
anaknya dengan menanam singkong. Singkong tersebut dijual berkeliling
menggunakan sepeda. Namun terkadang singkong tersebut juga dijadikan sebagai
konsumsi sendiri jika tidak diperoleh pemasukan. Seiring berjalannya waktu, di
tahun 1996, beliau berinisiatif untuk membuka usaha yaitu menjual bambu.
Beliau memilih usaha tersebut karena
pada saat itu, peluang usaha terebut cukup besar karena penjual bambu yang ada
masih sangat kurang. Hal inilah yang melatar belakangi beliau memilih usaha
tersebut.
Perjalanan usaha Bapak Subhan di awal-awal rintisan sungguh
tidak mudah. Tidak adanya transportasi yang memadai pada zaman itu mejadi
kendala berarti bagi Pak Subhan. Mengingat objek usahanya yang sungguh tidak simpel. Sebatang bamboo yang panjang dan
tinggi menjulang. Namun kendala tersebut tidak serta merta menjadikan Pak Subhan
putus harapan, hingga Pak Subhan merancang sebuah gerobak berbentuk segi empat
dengan 2 buah ban besar yang dijadikan sebagai
pengangkut bambu. Bambu diantarkan kepada pembeli menggunakan gerobak
tersebut sambil didorong.
Bapak Subhan memaparkan bahwa modal pertama yang digunakan
untuk memulai usahanya pada saat itu adalah sebesar Rp 100.000,-. Dengan
keuntungan penjualan dalam 1 bulan sekitar Rp 2.000.000,-.
Pada zaman yanng semakin modern ini, dengan
banyaknya perpindahan penduduk, bambu menjadi semakin laris karena meruPakan
salah satu material penunjang dalam pembangunan, khususnya rumah. Belum lagi
ketika cuaca buruk yang meluluh lantakkan atap-atap rumah dan antenna Televisi,
bambu menjadi sasaran yang paling empuk bagi warga. Namun, dalam merintis suatu
usaha, ada saja kendala yang dihadapi bagi tiap pengusaha. Kendala yang
dihadapi Pak Subhan pada usaha ini adalah ketika bambu tersebut tidak laku
terjual hingga mengerut dan mongering. Kendala ini hingga kini hanya dapat
disiasati oleh Pak Subhan dengan menjadikan bambu tersebut sebagai barang jadi
yang dapat langsung digunakan, yaitu sebagai pagar bambu. Pak Subhan memilah bambu
yang telah hampir mengerut dan mengering kemudian memotong dan membelahnya
menjadi beberapa bagian dengan panjang dan lebar tertentu yang kemudian diikat
sedemikian rupa dan dapat digunakan langsung bagi konsumen. Usaha beliau
berjalan terus dengan kolega-koleganya. Alias pemilik bambu yang menawarkan
bambunya kepada Pak Subhan semakin bertambah. Dari usaha tersebut, beliau telah
menginjakkan kakinya di tanah haram, tanah suci mekkah bersama istrinya. Bahkan
beliau berhasil menguliahkan anaknya hingga tamat pada bidang kesehatan
masyarakat yang kini telah bekerja di salah satu instansi kesehatan daerah. Kerjasama
yang baik dijalin Pak Subhan dengan koleganya satu sama lain hingga kini
sehingga keduanya memperoleh keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar