ABDUL
RAHMAN (101314034)
JASMAL
(101314045)
MUHAMMAD
RIDWAN (101314018)
DESKRIPSI HASIL PENJUALAN SANGGARA
BALANDA DAN BUBUR KACANG HIJAU
Sanggara
Balanda
Alasan kami memilih penganan ini adalah kami melihat di
pasar, ataupun dimasyarakat kue ini sudah sangat jarang diketemukan. Bukan
hanya tidak adanya yang menjual, tapi makanan ini sudah sedikit terlupakan atau
tidak dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Buktinya dari sekian banyak tetangga
kami hanya sebagian kecil yang mengenali makanan ini. Yang mengetahuinya hanya
ibu-ibu yang sudah tua saja sedangkan para anak mudanya tidak tahu sama sekali.
Tapi jika ditinjau dari masa lalu, makanan ini merupakan salah satu makanan
tradisional khas Makassar yang dulunya sangat diminati oleh masyarakatnya.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh, ibu rumah tangga yang semakin mengenal
kue-kue modern, sehingga melupakan kue tradisional yang satu ini. Maka dari itu
kami ingin memperkenalkan kembali makanan ini. Tentunya dengan resep asli dari
para orang tua kami.
Menurut cerita orang tua kami, kue ini memiliki rasa yang
sangat manis dengan pisang yang digunakan adalah pisang kaluku (Luwu), yang
dilumuri dengan telur sebleum digoreng, kemudian berhiaskan olesan mentega
kacang ditengah pisangnya. Kue ini dilengkapi dengan saus gula merah. Namun
kami mencoba inovasi baru, yakni berupa saus yang terbuat dari gula pasir
(biasa disebut caramel) dan kami beri warna hijau. Selain itu kami menambahkan
kocokan telur dalam sausnya. Usaha ini kami mulai dengan modal Rp. 50.000,-
yang berasal dari murobbi kami. Kemudian kami membeli bahan-bahannya berupa;
pisang kaluku seharga Rp. 7.000,-; mentega I kg seharga Rp. 5.000,-; kacang
tanah 1 ltr seharga Rp. 10.000; pasta panda 1 botol kecil seharga Rp. 2.000,-;
gula pasir ½ kg seharga Rp. 6.000,-, sedangkan
minyak goreng yang digunakan merupakan kepunyaan pribadi, dan kemasannya
merupakan pemberian dari murobbi kami. Kami membuatnya di kost kami, dengan
peraltan sederhana yakni berupa kompor, wajan, spatula kayu, mangkuk, sendok,
cobekan, spatula pelastik. Proses pembuatannya:
1. Pisang dikupas dan dibersihkan dari
bulu-bulu halusnya
2. Kemudian dikukus hingga pisang terlihat
terbelah
3. Pisang didinginkan
4. Telur dikocok lepas (1 butir)
5. Kemudian pisang dilumuri dengan telur
tersebut
6. Piang digoreng pada minyak yang panas
hingga berwarna kecoklatan
7. Kemudian pisang ditiriskan
8. Pisang dibeah pada bagian tengahnya
9. Kemudian diisi dengan mentega yang
telah bercampur dengan kacang goring (halus)
10.
Pisang disimpan dalam lemari es
Pembuatan
sausnya
1. Gula pasir dilelehkan diatas wajan
2. Disiram air sedikit demi sedikit sambil
diaduk terus
3. Dicampurkan dengan telur yang telah
dikocok lepas sambil terus diaduk
4. Kemudian diberi pewarna hijua
5. Aduk rata
6. Kemudian saus didinginkan
Pengemasan
Pada
setiap kemasan kami memasukan 2 buah pisang, kemudian dipotong 2. Setelah itu
diberi saus pada bagian atasnya. Kemudian kemasan ditutup dan dihekter. Dan
produk siap dipasarkan.
Kami menjual produk kami di depan mesjid Ulil Albab,
tepatnya dikedai Al-Kautsar. Kami melakukan pembuatan dan penjualan sebanyak 2
kali dan dilakukan setiap hari senin. Penjualan pertama kami membuat 8 kemasan
dan dihargai Rp. 3.000,-/kemasan. Hasilnya hanya terjual 2 buah dan sisanya
kami bagikan kepada teman-teman kami. Kritikan dari pembeli “pisangnya terlalu
keras”. “warnanya terlalu gelap”. “rasanya terlalu manis”. Dari kritikan itu
kami memperbaiki produk kami. Dimulai dari pisangnya yang tidak ditaruh di
lemari es, kemudian penggunaan pewarna kami kurangi, dan gula atau sausnya kami
kurangi. Penjualan kedua kami membuat 12 kemasan dan hanya terjual 3 buah dan
lagi-lagi sisanya kami bagikan. Karena bertambahnya kesibukan kuliah, kami
sepakat untuk menghentikan usaha. Setelah kami menghitunh-hitung, dari hasil
penjualan atau usaha, kami mengalami kerugian sebesar 50% dari modal semula,
sedangkan keuntungannya, dalam hal materi tentunya tidak ada, tapi dalam hal
sedekah kepada teman-teman Alhamdulillah terpenuhi.
Bubur Kacang ijo
BAHAN : Kacang Hijau, Gula Merah,
Kelapa, Beras ketan, Air.
ALAT : Panci, Kompor, baskom, sendok
kayu besar.
Modal Awal : Rp 72.000
Lokasi pemasaran : Kampus UNM Parang
Tambung
Omset : Rp 50.000 per hari untuk satu
liter kacang hijau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar