Biodata
Nama Panggilan : Iin/Duren
Tempat/Tanggal
lahir : Parepare/14 Februari 1988
Alamat : Asrama
Lontara, Bandung.
Pekerjaan : Mahasiswa
Hobi :
Sepakbola
Wirausaha yang
digeluti : Bisnis pakaian
Motto : Saya
mencari uang karena saya sadar saya bukan anak orang kaya
Aa’ Duren,
begitulah ia akrab disapa di
lingkungannya di Bandung, Jawa Barat. Mahasiswa tingkat akhir di Universitas
Komputer (UNIKOM), Bandung, ini terkenal dengan bisnisnya yang bergelut di bidang
pakaian. Pada awalnya ia memulai bisnisnya dari bidang yang berbeda, yaitu dari
penjualan pulsa elektrik yang saat itu masih sedikit orang yang menggelutinya.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang yang ikut menggeluti
bisnis tersebut. Melihat kondisi seperti itu, ia mulai melirik bisnis lain.
Bermodalkan banyak rekan-rekan yang mempunyai bisnis besar, pria penggemar
Barcelona ini join dalam bisnis kepiting. Dari bisnis ini ia memperoleh banyak
link dari Sumatera hingga Papua. Omset saat berbisnis kepiting bisa dikatakan
lumayan bagi seorang mahasiswa, namun ia masih berfikir bahwa apabila ia terus
bergantung pada orang lain, maka diri sendiri sulit untuk diandalkan. Beranjak
dari pemikiran tersebut, ia mulai melirik peluang untuk berbisnis pakaian
distro dengan alasan :
1.
Bandung merupakan daerah industri tekstil terbesar di
Indonesia.
2.
Barangnya banyak diminati kalangan muda-mudi di Indonesia
Rintangan
awal yang harus dihadapinya adalah kurangnya modal materi yang ia miliki.
Kemudian ia pun menceritakan tekadnya kepada sang ayah untuk berwirausaha dan
rintangan yang saat itu dihadapinya. Sang ayah pun sangat apresiasi akan
keinginan anaknya, maka sang ayah memberikan modal kepada anaknya sebesar
sepuluh juta rupiah dengan satu syarat “uang tersebut adalah uang terakhir
untuk kamu, jangan meminta uang lagi karena itu adalah uang jajanmu sampai
selesai kuliah.” Tegas Duren menceritakan sambil tertawa. Dengan modal
tersebut, ia pun memperluas bisnisnya. Tak hanya bisnis baju kaos, ia juga
merambah ke bahan sandang lainnya. Walaupun notabene ia tak punya konveksi dan
karyawan tapi menurutnya hal itu bukan rintangan, “salah satu modal besar yang
saya miliki adalah banyaknya rekan yang saya miliki, baik dari pemilik gudang
pakaian distro, pemilik konveksi, bahkan dokter gigi dan pengacara, jadinya
seperti punya aset besar. Hahaha” ungkapnya sambil tertawa.
Keunggulan
yang duren miliki bukan dari jenis pakaian yang ia jual, karena jika
diperhatikan, kualitas pakaiannya sama dengan yang umum terdapat di distro,
namun dari sisi harga. Harga yang relatif jauh lebih murah dari harga pasaran
membuat pakaian jualannya laris manis. “lebih baik untung sedikit tiap
pakaiannya tapi laku banyak dibanding untung banyak tiap pakaiannya tapi laku
sedikit”.
Hingga
saat ini Duren tak hanya bergelut pada penjualan pakaian distro saja, tapi
sudah bergelut di bahan sandang lainnya seperti produksi pakaian distro pesanan
khusus (desain dari konsumen dengan bahan kualitas standar distro), batik
modern, dan pemesanan jumlah partai. Omsetnya saat ini telah mencapai rata-rata
Rp 3.000.000,-/bulan.
Dalam
berwirausaha duren memegang beberapa prinsip, diantaranya :
1.
Pelanggan bukan raja tapi perlakukan ia layaknya raja.
2.
Tak masalah berapa keuntungan dari tiap lembar yang
terjual tapi seberapa banyak yang mampu terjual.
3. Sebaiknya
jangan berbisnis dengan keluarga, sebab ikatan emosional akan diutamakan
sehingga menghambat perkembangan usaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar